Jika kita lihat dari jenjang usia maka anggota penegak
merupakan termasuk dalam usia muda. Sedangkan Pandega itu sendiri termasuk
dalam usia dewasa muda atau pemuda. Selanjutnya Pramuka Penegak dan Pandega merupakan kader utama
pelanjut misi Gerakan Pramuka dan calon pembina dan pemimpin, karenanya perlu
adanya pembinaan yang seksama. Dalam proses pembinaan sebenarnya Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega adalah proses
pendidikan dan pembinaan kepribadian, watak, budi pekerti, pengetahuan,
keterampilan, ketangkasan, kesehatan dan kesegaran jasmani, dan kepemimpinan
bagi para Pramuka Penegak dan Pandega, sehingga dapat hidup mandiri.Pembinaan
ini dapat dikelompokkan menjadi kegiatan
Bina Diri, kegiatan Bina Satuan danKegiatan Bina Masyarakat.
Dalam prosesnya itu dibagi kedalam dua hal yaitu
pembinaan secara langsung dan tidak langsung. Pembinaan langsung itu sendiri
merupakan pemberian kesempatan merencanakan, mengelola, dan mengevaluasi
kegiatan yang diinginkan dengan bimbingan, pengarahan dan pengawasan orang
dewasa yang bertanggung jawab atas berlangsungnya proses pembinaan itu. Yaitu
melalui Syarat Kecakapan Umum (SKU) dan Syarat Kecakapan Khusus (SKK) sebagai
dasar dalam pembinaan tersebut. Pembinaan secara langsung dilakukan di
Gugusdepan dan pembinaan keterampilan melalui Satuan Karya Pramuka (SAKA).
Pembinaan secara langsung disini dimaksudkan bahwa dalam
pembinaan seorang penegak dan pandega bukan lagi seorang pembina atau senior
dalam menentukan kebijakan program suatu kegiatan. Tapi harus lebih banyak
penegak dan pandega itu sendiri yang terlibat langsung dalam proses
perencanaan, pengelolaan, dan evaluasi pada kegiatan tersebut. Misalnya,
seorang penegak ataupun pandega tertarik untuk berwirausaha. Maka pembina
maupun Dewan Ambalan atau Dewan Racana berfungsi sebagai konsultan dan membantu
mencarikan nara sumber maupun sarana yang dibutuhkan dalam berwirausaha. Intinya
Penegak ataupun Pandega tersebut dibina dan diberikan suatu kegiatan yang
sesuai dengan kebutuhannya. Sehingga selama proses tersebut terjadilah sebuah
proses pembinaan, baik pembinaan watak dan mental maupun pembinaan skill. Jadi
tidak lagi dipaksakan seorang penegak harus bisa ini dan itu.
Sedangkan pembinaan secara tidak langsung yaitu melalui
proses kegiatan baik dari proses perencanaan sampai dengan evaluasi. Misalnya
kegiatan Dianpinsat, Kemah Bhakti Pramuka ataupun Raimuna. Dalam hal ini biasanya
ada yang tertarik dalam penyusunan materi atau konsep kegiatan, ada yang suka
dalam pelaksanaan tekhnisnya, atau ada yang lebih suka sebagai peserta.
Sehingga dengan demikian terjadi sebuah proses pembelajaran bagi penegak dan
pandega itu sendiri.